Powered By Blogger

Minggu, 01 April 2012

Kerusakan Terumbu Karang





Foto-foto dalam video ini merupakan salah satu contoh kerusakan terumbu karang yang terjadi di kepulauan Balikukup Kabupaten Berau Propinsi Kalimantan Timur. Kerusakan ini terjadi akibat dari ulah manusia, yang dalam melakukan penangkapan ikan didaerah ini menggunakan metode destructive fishing (bom dan potassium). Metode ini sangat berakibat fatal bagi kehidupan ekosistem didalam laut, misalnya dengan sangat terlihat jelas sekali dalam video ini terumbu karang hancur berantakan akibat dari ledakan bom yang diledakan. Efek dari hancurnya terumbu karang ini juga bisa menyebabkan hilangnya populasi ikan didaerah ini karena sudah tidak ada lagi terumbu karang yang dapat berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan dan tempat berkembang biak bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya. Selain itu, dari segi keindahannya daerah ini sudah tidak ada lagi keindahan yang bisa dilihat karena terumbu karangnya yang sudah hancur sehingga tidak ada lagi para wisatawan yang berwisata kedaerah ini untuk melihat keindahan terumbu karang bawah laut.
Kemudian dari laporan yang didapat dari nelayan setempat adalah para nelayan mengeluh karena semakin sulit mencari ikan didaerah perairan ini,.karena penangkapan ikan diperairan ini telah di backup oleh penguasa setempat. Dan para nelayan yang baik lah yang menjadi korbannya.

Untuk bahasan selanjutnya mengenai transplantasi terumbu karang, klik blog temen saya :
http://anaksiapaini.blogspot.com/2012/03/tugas-ekologi-laut-tropis.html 

Sumber :

Kamis, 22 Maret 2012

LAPISAN-LAPISAN AIR LAUT

Lapisan air laut terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu lapisan homogen (mixed layer), lapisan thermocline, dan lapisan dalam (deep layer). Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan masing-masing lapisan tersebut, misalnya dalam hal suhu, salinitas, maupun densitas dan lain-lain.
1.      Lapisan homogency (mixed layer) adalah lapisan yang berada di kedalaman 100 – 500 m dari permukaan air laut.
2.      Lapisan Thermocline adalah lapisan yang berada di kedalaman 1000 – 1500 m dari permukaan air laut.
3.      Lapisan dalam (deep layer) adalah lapisan yang berada di kedalaman 1500 m – dasar air laut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan lapisan air laut :
A.    Suhu (temperatur)
            Berdasarkan suhu (temperatur) karakteristik lapisan-lapisan tersebut yaitu :
1.      Lapisan homogency (mixed layer)
Lapisan ini terbentuk akibat pengaruh angin dan gelombang laut yang mengaduk – aduk lapisan atas sehingga terbentuk suatu lapisan yang homogeny.
2.      Lapisan Thermocline
Pada lapisan thermocline ini perubahan suhu atau temperature sangat cepat sekali.
3.      Lapisan dalam (deep layer)
Pada lapisan dalam (deep layer) ini temperature atau suhu perairan sangatlah dingin karena berada di laut yang dalam sehingga panas dari matahari tidak dapat masuk ke lapisan ini.
Variasi penyebaran temperatur secara horizontal atau variasi dari suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi terjadi di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut, sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan.

B.     Densitas
Densitas air laut adalah jumlah massa air laut persatuan volume atau biasa disebut besar kerapatan diperairan itu. Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Faktor yang mempengaruhi persebaran densitas secara horizontal yaitu posisi geografis, yang menyebabkan perbedaan tingkat evaporasi akibat penyinaran matahari. Perlu diketahui nilai densitas dipengaruhi oleh besar nilai salinitas dan temperature dimana terjadi variasi penyebaran sehingga terjadi pula variasi penyebaran pada densitas.

C.    Salinitas
Salinitas adalah kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan sebagai jumlah gram garam terlarut pada 1000 gram air laut.
Secara vertikal nilai salinitas air laut akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara vertikal. Pengadukan di dalam lapisan permukaan memungkinkan salinitas menjadi homogen. Terjadinya upwelling yang mengangkat massa air bersalinitas tinggi di lapisan dalam juga mengakibatkan meningkatnya salinitas permukaan perairan. Sistem angin muson yang terjadi di wilayah Indonesia dapat berpengaruh terhadap sebaran salinitas perairan, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Secara horisontal berhubungan dengan arus yang membawa massa air, sedangkan sebaran secara vertikal umumnya disebabkan oleh tiupan angin yang mengakibatkan terjadinya gerakan air secara vertikal.

Baca penjelasan selanjutnya diblog teman saya http://marinescienceida.blogspot.com/

Sumber :
-          sudomo-gis.com/Tulisan/Hidrografi_SifatFisikAirLaut.pdf
-