Powered By Blogger

Kamis, 03 Januari 2013

Resume Perkuliahan Akustik Kelautan


KECEPATAN SUARA DI LAUT
Kecepatan suara di air dipengaruhi oleh suhu, salinitas dan kedalaman.  Selain terhadap suhu dan salinitas, kecepatan suara juga berubah dengan adanya perubahan frekuensi atau panjang gelombang suara yang dipancarkan.
Kecepatan suara di laut berkisar antara 1450 m/s hingga 1550 m/s. Menurut MacKenzie, 1981 dan Munk et al. 1995 dalam Stewart, 2007, hubungan kecepatan suara dengan suhu, salinitas dan tekanan dapat digambarkan melalui persamaan sebagai berikut.

C = 1448.96 + 4.591 T - 0.05304 T2 + 0.0002374 T3 + 0.01630 Z +
( 1.340 - 0.01025 ) (S - 35) + 1.675×10-7Z2 - 7.139 × 10-13 T Z3

Dimana C adalah kecepatan suara dalam m/s, T adalah suhu dalam Celsius, S adalah salinitas, and Z adalah kedalaman dalam meters. Persamaan ini memiliki keakuratan hingga 0.1 m/s (Dushaw, et al., 1993 dalam Stewart, 2007).

KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN BUNYI DI LAUT
Yang dapat mempengaruhi cepat rambat bunyi di laut antara lain suhu, tekanan dan kedalaman, salinitas, densitas (kerapatan).
·          Suhu / Temperatur (T)
Pada prinsipnya, semakin tinggi suhu suatu medium, maka semakin cepat perambatan bunyi dalam medium tersebut. Dikarenakan makin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat.
Di laut sendiri, pada lapisan Mix-Layer, pengaruh suhu sangat besar karena pada lapisan ini pengaruh dari sinar matahari terhadap suhu permukaan sangat besar sehingga mengakibatkan suhu pada lapisan Mix-Layer tinggi. Pada lapisan termoklin pun suhu masih sangat berpengaruh, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan suhu yang sangat mencolok. Akan tetapi pada lapisan Deep-Layer, suhu tidak begitu mempengaruhi karena perubahan suhu yang tidak mencolok.
·          Tekanan dan Kedalaman (P)
Setiap penambahan kedalaman maka tekanan akan semakin tinggi. Semakin tinggi tekanan, akan semakin tinggi cepat rambat bunyinya. Hal tersebut karena partikel-partikel zat yang bertekanan tinggi terkompresi sehingga cepat rambat yang dihasilkan lebih besar. Pengaruh tekanan akan lebih besar dari suhu dan salinitas pada lapisan Deep-Layer.
·          Salinitas (S)
Kenaikan salinitas meningkatkan modulus axial, sehingga tiap kenaikan salinitas akan meningkatkan cepat rambat bunyi.
·          Densitas atau Kerapatan (ρ)
Makin rapat medium umumnya semakin besar cepat rambat bunyi dalam medium tersebut. Penyebabnya adalah makin rapat medium maka makin kuat gaya kohesi antar-partikel, akibatnya pengaruh suatu bagian medium kepada bagian yang lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera sehingga perpindahan getaran terjadi sangat cepat.

PROFIL KECEPATAN BUNYI DI LAUT
            Pada lapisan permukaan (surface layer), kecepatan bunyi cenderung meningkat karena suhu dan salinitas relative konstan dan kecepatan suara hanya dipengaruhi oleh tekanan yang meningkat. Pada lapisan termoklin (Thermocline), di mana terjadi perubahan suhu dan salinitas yang lebih dominan daripada perubahan tekanan, maka kecepatan bunyi mengalami penurunan.
            Pada lapisan dalam (Depp-Layer), suhu dan salinitas kembali konstan dan terjadi perubahan tekanan terhadap kedalaman sehingga kecepatan bunyi relative meningkat.

ATENUASI GELOMBANG SUARA
Atenuasi adalah melemahnya suatu sinyal yang disebabkan oleh adanya jarak yang semakin jauh, yang harus ditempuh oleh suatu sinyal tersebut dan karena frekuensi sinyal tersebut semakin tinggi. Energi gelombang suara akan berkurang sepanjang perambatannya dari sumbernya karena gelombang suara menyebar keluar dalam bidang yang lebar, energinya tersebar kedalam area yang luas. Gelombang suara yang merambat melalui media air akan mengalami kehilangan energi yang disebabkan oleh penyebaran gelombang, penyerapan energi, dan pemantulan yang terjadi di dasar atau permukaan perairan.  Intensitas gelombang suara akan semakin berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber bunyi.
Atenuasi disebabkan oleh karena adanya penyebaran dan absorbsi gelombang. Penyebaran gelombang terjadi akibat ukuran berkas gelombang berubah, pola berkas gelombang tergantung pada perbandingan antara diameter sumber gelombang dan panjang gelombang medium. Absorbsi gelombang yaitu penyerapan energi yang diakibatkan penyerapan energi selama menjalar di dalam medium (penurunan intensitas).
Sebuah sumber gelombang suara dari suatu akustik di perairan yang memancarkan gelombang akustik dengan intensitas energi tertentu akan mengalami penurunan intensitas bunyi bersamaan dengan bertambahnya jarak dari sumber gelombang akustik tersebut.  Hal ini terjadi karena sumber akustik memiliki intensitas yang tetap, sedangkan luas permukaan bidang yang dilingkupi akan semakin besar dengan bertambahnya jarak dari sumber bunyi.  Penyebaran gelombang akustik dibatasi oleh permukaan laut dan dasar suatu perairan.
Gelombang suara yang sedang merambat akan mengalami penyerapan energi akustik oleh medium sekitarnya.  Secara umum, penyerapan suara merupakan salah satu bentuk kehilangan energi yang melibatkan proses konversi energi akustik menjadi energi panas, sehingga energi gelombang suara yang merambat mengalami penurunan intensitas (atenuasi).
Gelombang dalam perambatannya akan mengalami penurunan intensitas (atenuasi) karena penyebaran dan karena penyerapan. Penyebaran gelombang juga mengakibatkan intensitas berkurang karena pertambahan luasannya, terkait dengan bentuk muka gelombang.

SHADOW ZONE
Shadow Zone adalah suatu wilayah dimana gelombang suara tidak dapat  merambat atau lemah sehingga hampir tidak dapat merambat dalam suatu  medium.   Menurut Urick (1983) di kolom perairan terjadi pembelokan  gelombang suara (refraksi) yang terjadi karena perbedaan kedalaman, salinitas  dan suhu ait laut.  Pengaruh yang paling nyata terlihat jika terjadi kenaikan suhu  air laut sebesar 1 Co akan menyebabkan meningkatnya kecepatan suara sebesar  1m/detik.  Akibatnya jika suhu meningkat menurut kedalaman maka gelombang  suara yang dipancarkan akan cenderung dibelokan ke arah permukaan air. 

Gambar 1. Shadow zone
(sumber : http://www.dosits.org )

Sebaliknya jika suhu menurun karena kedalaman maka gelombang suara  akan cenderung dibelokan ke dasar perairan.  Karena terjadi pembelokan gelombang suara ke permukaan dan ke dasar perairan, maka terdapat wilayah yang tidak terjadi perambatan gelombang suara yang disebut shadow zone. Jarak dari sumber suara ke shadow zone ditentukan oleh laju perubahan suhu terhadap kedalaman, kedalaman sumber suara, dan kedalaman penerima suara.


CTD (Conductivity Temperature Depth).

Gambar 2. CTD (Conductivity Temperature Depth).

Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. CTD digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam.
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas).

a. Sensor Tekanan.
Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan, Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll. (Herunadi, 1998).

Cara kerja:
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atauquartz crystal.
Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

ACOUSTIC DOPPLER CURRENT PROFILER (ADCP)
ADCP kependekan dari Acoustic Doppler Current Profiler, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus laut. Alat ini mengirimkan sinyal akustik frekuensi tinggi yang disebarkan kembali oleh plankton, sedimen terlarut, dan gelembung udara, yang diasumsikan bergerak dengan kecepatan rerata air. Perubahan Doppler (Doppler shift atau Doppler effect) dari gema yang disebarkan kembali ini memungkinkan kita untuk menentukan kecepatan air. Proses lebih lanjut dari sinyal yang diterima memungkinkan kita untuk menentukan profil dari kecepatan dan arah arus.
Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam akustik yang berbeda arah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam ke empat menambah pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap elemen transducer secara kasar sekali tiap detik. Echo yang tiba kembali ke instrumen tersebut melebihi dari periode tambahan, dengan echo dari perairan dangkal tiba lebih dulu daripada echo yang berasal dari kisaran yang lebih lebar. Profil dasar laut dihasilkan dari kisaran yang didapat. Pada akhirnya, kecepatan relatif, dan parameter lainnya dikumpulkan diatas kapal menggunakan Data Acquisition System (DAS) yang juga secara optional merekam informasi navigasi, yang diproduksi oleh GPS.
Gambar 3. ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)

Kegunaan ADCP pada berbagai aplikasi :
1.      Perlindungan pesisir dan teknik pantai.
2.      Perancangan pelabuhan dan operasional
3.      Monitoring Lingkungan
4.      Keamanan Perkapalan

ADCP  dapat menghitung secara lengkap, arah frekuensi gelombang spektrum, dan dapat dioperasikan di daerah dangkal dan perairan dalam. Salah satu keuntungan ADCP adalah, tidak seperti directional wave buoy, ADCP dapat dioperasikan dengan resiko yang kecil atau kerusakan. Sebagai tambahan untuk frekuensi gelombang spektral, ADCP juga dapat digunakan untuk menghitung profil kecepatan dan juga level air.

Keuntungan ADCP:
1.      Definisi yang tinggi dari arah arus/gelombang pecah.
2.      Logistik yang sederhana dengan bagian bawah yang menjulang
3.      Kerusakan yang kecil, dan resiko yang kecil.
4.      Kualitas perhitungan permukaan yang tinggi yang berasal dari dasar laut.

Sumber : 
§  http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51099/C11mis.pdf?sequence=1
§  http://abymarssiono.wordpress.com/2011/03/17/tekanan-dan-alat-alat-pengukurnya/


Minggu, 01 April 2012

Kerusakan Terumbu Karang





Foto-foto dalam video ini merupakan salah satu contoh kerusakan terumbu karang yang terjadi di kepulauan Balikukup Kabupaten Berau Propinsi Kalimantan Timur. Kerusakan ini terjadi akibat dari ulah manusia, yang dalam melakukan penangkapan ikan didaerah ini menggunakan metode destructive fishing (bom dan potassium). Metode ini sangat berakibat fatal bagi kehidupan ekosistem didalam laut, misalnya dengan sangat terlihat jelas sekali dalam video ini terumbu karang hancur berantakan akibat dari ledakan bom yang diledakan. Efek dari hancurnya terumbu karang ini juga bisa menyebabkan hilangnya populasi ikan didaerah ini karena sudah tidak ada lagi terumbu karang yang dapat berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan dan tempat berkembang biak bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya. Selain itu, dari segi keindahannya daerah ini sudah tidak ada lagi keindahan yang bisa dilihat karena terumbu karangnya yang sudah hancur sehingga tidak ada lagi para wisatawan yang berwisata kedaerah ini untuk melihat keindahan terumbu karang bawah laut.
Kemudian dari laporan yang didapat dari nelayan setempat adalah para nelayan mengeluh karena semakin sulit mencari ikan didaerah perairan ini,.karena penangkapan ikan diperairan ini telah di backup oleh penguasa setempat. Dan para nelayan yang baik lah yang menjadi korbannya.

Untuk bahasan selanjutnya mengenai transplantasi terumbu karang, klik blog temen saya :
http://anaksiapaini.blogspot.com/2012/03/tugas-ekologi-laut-tropis.html 

Sumber :

Kamis, 22 Maret 2012

LAPISAN-LAPISAN AIR LAUT

Lapisan air laut terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu lapisan homogen (mixed layer), lapisan thermocline, dan lapisan dalam (deep layer). Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan masing-masing lapisan tersebut, misalnya dalam hal suhu, salinitas, maupun densitas dan lain-lain.
1.      Lapisan homogency (mixed layer) adalah lapisan yang berada di kedalaman 100 – 500 m dari permukaan air laut.
2.      Lapisan Thermocline adalah lapisan yang berada di kedalaman 1000 – 1500 m dari permukaan air laut.
3.      Lapisan dalam (deep layer) adalah lapisan yang berada di kedalaman 1500 m – dasar air laut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan lapisan air laut :
A.    Suhu (temperatur)
            Berdasarkan suhu (temperatur) karakteristik lapisan-lapisan tersebut yaitu :
1.      Lapisan homogency (mixed layer)
Lapisan ini terbentuk akibat pengaruh angin dan gelombang laut yang mengaduk – aduk lapisan atas sehingga terbentuk suatu lapisan yang homogeny.
2.      Lapisan Thermocline
Pada lapisan thermocline ini perubahan suhu atau temperature sangat cepat sekali.
3.      Lapisan dalam (deep layer)
Pada lapisan dalam (deep layer) ini temperature atau suhu perairan sangatlah dingin karena berada di laut yang dalam sehingga panas dari matahari tidak dapat masuk ke lapisan ini.
Variasi penyebaran temperatur secara horizontal atau variasi dari suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi terjadi di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut, sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan.

B.     Densitas
Densitas air laut adalah jumlah massa air laut persatuan volume atau biasa disebut besar kerapatan diperairan itu. Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Faktor yang mempengaruhi persebaran densitas secara horizontal yaitu posisi geografis, yang menyebabkan perbedaan tingkat evaporasi akibat penyinaran matahari. Perlu diketahui nilai densitas dipengaruhi oleh besar nilai salinitas dan temperature dimana terjadi variasi penyebaran sehingga terjadi pula variasi penyebaran pada densitas.

C.    Salinitas
Salinitas adalah kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan sebagai jumlah gram garam terlarut pada 1000 gram air laut.
Secara vertikal nilai salinitas air laut akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara vertikal. Pengadukan di dalam lapisan permukaan memungkinkan salinitas menjadi homogen. Terjadinya upwelling yang mengangkat massa air bersalinitas tinggi di lapisan dalam juga mengakibatkan meningkatnya salinitas permukaan perairan. Sistem angin muson yang terjadi di wilayah Indonesia dapat berpengaruh terhadap sebaran salinitas perairan, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Secara horisontal berhubungan dengan arus yang membawa massa air, sedangkan sebaran secara vertikal umumnya disebabkan oleh tiupan angin yang mengakibatkan terjadinya gerakan air secara vertikal.

Baca penjelasan selanjutnya diblog teman saya http://marinescienceida.blogspot.com/

Sumber :
-          sudomo-gis.com/Tulisan/Hidrografi_SifatFisikAirLaut.pdf
-           

Minggu, 18 September 2011

Lapisan Atmosfer


Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.

Komposisi dari atmosfer bumi

 












Gas-gas penyusun atmosfer
Atmosfer tersusun oleh:
  • Nitrogen (N_2, 78 \%)
  • Oksigen (O_2, 21 \%)
  • Argon (Ar, 1 \%)
  • Air (H_2O, 0-7 \%)
  • Ozon (O, 0-0.01 \%)
  • Karbondioksida (CO_2, 0.01-0.1 \%)
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Manfaat atmosfer bukan hanya sebagai pelindung bumi dari hantaman benda-benda langit, seperti meteor atau asteroid, melainkan juga berguna untuk:
1. Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam.
2. Menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi lainnya.
3. Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim panas dan musim dingin.

Ciri-Ciri Atmosfer :
1. Atmosfer bumi ini terdapat pada ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
2. Atmosfer berbentuk selubung udara yang terdiri atas unsur gas, debu, dan uap air.
3. Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan. Setiap lapisan tersebut mempunyai karakteristik dan fungsi masing-masing.

Lapisan-lapisan atmosfer bumi terdiri dari :
1.      Troposfer / Troposfir
·         Ketinggian troposfer : 0 - 15 km
·         Suhu lapisan troposfir : 17 - -52 derajat celcius
·         Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini
·         Awan pada lapisan ini : cumulus (awan rendah), tengah (altocumulus lenticularis), tinggi (cirrus)
Lapisan atmosfer troposfer adalah lapisan yang terdekat ke permukaan bumi. Lapisan ini masih memungkinkan manusia untuk bernafas dengan bebas. Di lapisan inilah fenomena cuaca dan iklim terjadi. Selain itu, lapisan ini juga merupakan lapisan atmosfer yang mengandung uap air dan karbondioksida terbanyak dibandingkan dengan lapisan-lapisan lainnya.
 
2. Stratosfer / Stratosfir
·         Ketinggian stratosfer : 15 - 40 km
·         Suhu lapisan stratosfer : -57 derajat celcius
·         Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan ini.
·         Pesawat terbang pada lapisan ini
Struktur pada lapisan atmosfer stratosfer ini kurang padat jika dibandingkan dengan lapisan-lapisan atmosfer lainnya. Terdiri atas gas-gas yang terdapat dalam troposfer, namun pada lapisan ini mengandung uap air dalam jumlah yang sedikit.
Lapisan ini memiliki suhu lebih dingin dan ditempati oleh lapisan ozon, yaitu sebuah lapisan yang berfungsi sebagai tirai pelindung dari radiasi ultraviolet yang membahayakan yang berasal dari matahari. Lapisan ozon inilah yang rusak jika manusia malakukan aktivitas dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

3. Mesosfer / Mesosfir
·         Ketebalan Mesosfer : 45 - 75 km
·         Suhu lapisan stratosfer : -140 derajat celcius
·         Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang terdiri atas kristal-kristal es
·         Lapisan ini menjadi tameng bumi dari jatuhan meteor dan benda-benda angkasa lainnya.
·         Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -810C, dan pada puncak mesosfer suhunya bisa mencapai -1000C.
Susunan Mesosfer berbeda dengan lapisan stratosfer. Kepadatan gas-gas yang terdapat di lapisan atmosfer ini sudah mulai berkurang. Mesosfer memiliki lapisan ion atau udara yang bermuatan listrik yang disebut sebagai lapisan D yang letaknya di ketinggian 50-70 km di atas permukaan bumi.
Atom-atom pada lapisan ini terionisasi dan mampu memantulkan pancaran radio gelombang pendek. Area ini sering dinamakan ionosfer. Ionosfer ini memiliki peranan penting dalam penggunaan komunikasi radio global.

4. Thermosfer / Thermosfir
·         Ketebalan themosfer : 75 - 100 km
·         Suhu lapisan stratosfer : 80 derajat celcius
·         Ionisasi atom2 udara
·         Tempat memantulnya gelombang radio
Lapisan ini memiliki kerapatan udara yang sangat renggang sehingga hampir mendekati kondisi ruang hampa udara. Walaupun begitu, udara di lapisan ini cukup padat dan masih mampu membakar meteor yang sedang melaju turun pada ketinggian 300 km.
Hampir semua atom gas pada lapisan ini mengandung muatan listrik akibat terionisasi oleh radiasi matahari dan lain-lain. Lapisan termosfer ini sangat berguna dalam bidang komunikasi. Lapisan inilah yang memantulkan gelombang-gelombang radio ke bumi yang dapat diterima di seluruh dunia.

5. Eksosfer / Eksosfir
·         Ketebalan eksosfer : 500 - 700 km
·         Suhu lapisan stratosfer : -57 derajat celcius
·         Tidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg
·         Eksosfer lapisan atmosfer kelima, terletak pada ketinggian 800-1000 km dari permukaan bumi.
·         Lapisan ini merupakan lapisan paling panas
·         Molekul debu dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi
·         Lapisan ini disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner
·         Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal. Lapisan ini disusun oleh gas hidrogen sebagai gas penyusun utamanya. Di lapisan ini diisi oleh lapisan ultraviolet.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer
http://www.scribd.com/doc/24437574/Lapisan-%E2%80%93-Lapisan-Atmosfer